Goresan Sejarah: Pemuda Jawa bersatu dalam pertempuran di Surabaya

oleh -164 Dilihat
Bung Tomo berapi-api memberikan semangat kepada massa. Foto: net

SURABAYATERKINI.COM: Pertempuran 10 November di Surabaya merupakan pertempuran terbesar yang pertama kali terjadi setelah Perang Dunia II.

Pihak Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II, dibuat tidak berkutik dan bertekuk lutut saat melawan keberanian arek-arek Suroboyo.

Pemuda Indonesia dari sebagaian Jawa dan Bali berjuang bersama di Surabaya.

Bung Tomo, selaku tokoh penting penyemangat juang para arek-arek Suroboyo dalam melawan Sekutu pernah menuturkan kisahnya dalam buku yang ditulis oleh sang istri Sulistina Sutomo berjudul “Bung Tomo Suamiku : Biar rakyat yang menilai kepahlawananmu.”

Ada seorang pemuda kurus datang dari Jember, memakai sarung kumal dan hem lusuh ingin masuk menjadi anggota Barisan Berani Mati.

Kamu dari mana? tanya Bung Tomo. “Dari Jember pak”, sautnya.

“Mau apa?” “Saya ingin masuk Barisan Berani Mati pak”.

“Kamu jauh-jauh dari Jember, ingin masuk Barisan Berani Mati. Apa kamu tahu artinya itu?”

“Tahu pak, saya akan mati dan tidak kembali”.

“Mengapa kamu tidak takut mati?” “Biarlah pak saya korbankan nyawa saya demi Kemerdekaan Negara ini. Biar adik-adik saya nanti dapat hidup lebih baik. Dan dapat sekolah yang nantinya bisa membantu orang tua kami. Terimalah saya pak, saya ingin sekali masuk Barisan Berani Mati.”

Bung Tomo termenung mendapat jawaban ikhlas dari pemuda tersebut, pemuda yang terlihat lemah dan kumal itu ternyata memiliki Semangat Baja yang kuat. Beberapa hari saja, pemuda tersebut dilatih membawa bom, jika ada musuh baru dipasang detonatornya dan menghantamkan ke tank musuh.

Akhirnya pemuda tersebut memiliki kesempatan pertama, dengan gagah berani dan tidak takut ia menabrakkan dirinya ke tank musuh dan meledak bersama tank tersebut. Dia gugur sebagai bunga bangsa.

Bung Tomo yang mendengar berita pemuda tersebut telah berhasil melakukan misi yang ia inginkan, merasa terharu dan menangis. Itulah kenangan perjuangan Perang Surabaya bagi Bung Tomo yang tidak pernah dilupakan seumur hidupnya.

Sumber : Buku “Bung Tomo Suamiku : Biarlah rakyat yang menilai kepahlawananmu, penulis Sulistina Sutomo (Istri Bung Tomo). (**)

Visited 11 times, 1 visit(s) today

No More Posts Available.

No more pages to load.