Surabaya, memorandum.co.id – Bayi tabung menjadi solusi bagi pasangan yang belum dikaruniai buah hati. Bahkan, di Surabaya, permintaan bayi atas rekayasa genetika itu semakin meningkat di Jawa Timur.
Hal itu dicatat oleh RSIA (Rumah Sakit Ibu dan Anak) Ferina, Surabaya. Owner RSIA Ferina dr Aucky Hinting mengungkapkan, per tahun, pihaknya mencatat lebih kurang 1.000 permintaan bayi tabung di RSIA Ferina Surabaya. “Dulu tidak sampai angka itu. Tapi di atas 2010 semakin meningkat,” katanya kepada wartawan, Senin (12/6/2023).
Angka permintaan bayi tabung sempat merosot ketika pandemi datang. Namun, lanjut Aucky, kemerosotan itu tak begitu signifikan pada 2019 hingga 2022.
Angka permintaan bayi tabung dinilai berangsur membaik dan pulih mulai tahun lalu. Aucky mengatakan, tahun lalu, RSIA Ferina melayani sekitar 1.200 permintaan bayi tabung.
Kata Aucky, permintaan bayi tabung yang meningkat itu ternyata dibarengi dengan permasalahan yang beragam juga. Dokter spesialis yang dulunya menangani artis Inul Daratista saat menginginkan adanya sang buah hati itu mengungkapkan, hal yang membedakan lainnya adalah permintaan bayi tabung dengan usia beragam dan makin lebih mature.
“Dulu yang meminta bayi tabung usianya 25 tahunan. Sekarang sudah 36 sampai 37 tahun,” ujar Aucky.
Karena itu, semakin sulitnya penanganan itu otomatis mendorong perkembangan tekhnologi IVF kesehatan yang canggih. Dan itu berdampak terhadap adanya penambahan biaya yang tidak murah.
“Biaya mahal dari proses sampai pembuahan itu Rp 32 juta, kalau sakit dan minta bius jadi Rp 34 juta. Belum obat suntik, orang bisa habiskan Rp 50-60 juta,” paparnya. (yy/gus)