Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, melakukan kunjungan ke Kejaksaan Agung (Kejagung RI) di Jakarta Selatan pada Selasa pagi (26/11/2024). Dalam kunjungan tersebut, Sahroni meninjau langsung alat intelijen yang dimiliki oleh Kejagung dan menyampaikan apresiasinya atas kecanggihan teknologi yang digunakan.
“Tadi saya mengecek dan melihat alat-alat yang dimiliki oleh intelijen terkait dengan perangkat-perangkat yang memang kita dukung dari DPR,” ujar Sahroni kepada wartawan di lokasi.
Berdasarkan hasil pengamatannya, Sahroni menyebut bahwa alat-alat intelijen tersebut berfungsi dengan sangat baik dalam mendukung tugas dan fungsi Kejaksaan Agung. Ia bahkan mengaku terkesan dengan tingkat kecanggihannya.
“Di luar ekspektasi saya, ini canggih sekali. Alat-alat ini berfungsi untuk segala macam hal yang mendukung pekerjaan terkait Kejaksaan Agung,” tambahnya.
Namun, Sahroni juga menyoroti perlunya pengadaan tambahan untuk memperbarui teknologi seiring perkembangan zaman yang semakin pesat.
“Beberapa kekurangan mungkin harus ditambahkan dalam perlengkapan ke depannya. Teknologi ini terus berkembang setiap tahun, jadi pengadaan tambahan sangat diperlukan,” ungkapnya.
Detail Teknologi Tetap Dirahasiakan
Lebih lanjut, Sahroni menegaskan bahwa ia tidak dapat menjelaskan secara rinci fungsi dan spesifikasi alat intelijen tersebut, mengingat sifatnya yang rahasia dan berkaitan erat dengan tugas penyidikan.
“Nggak bisa dijelasin ya, karena ini alat intelijen. Tapi ini luar biasa. Fungsi dan tugasnya sangat signifikan untuk mendukung Kejaksaan Agung,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya modernisasi teknologi dalam penegakan hukum saat ini.
“Alat teknologi ini sangat diperlukan dalam era modern sekarang, tapi sekali lagi, saya tidak bisa menjelaskan detailnya karena alat intelijen bersifat tertutup,” pungkas Sahroni.
Kejagung Pastikan Transparansi
Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar, turut memberikan pernyataan terkait kunjungan Ahmad Sahroni. Harli menegaskan bahwa pihaknya bersikap terbuka dengan kedatangan Sahroni sebagai wakil rakyat.
“Ini sebagai bukti bahwa secara akuntabilitas, kami memberikan penjelasan langsung di lapangan. Beliau bisa melihat secara nyata bagaimana pengadaan alat itu dilakukan,” jelas Harli.
Namun, Harli juga menegaskan bahwa alat intelijen memang bersifat rahasia, sehingga tidak semua detail bisa diungkapkan ke publik.
“Pengadaan alat ini harus tertutup karena sifatnya yang intelijen. Spek alat mungkin sempat dipertanyakan, tapi tadi beliau sudah memeriksa satu per satu, dan memastikan alat-alat itu berfungsi dengan baik,” tutup Harli.
Kunjungan ini mencerminkan sinergi antara DPR dan Kejaksaan Agung dalam mendukung penguatan teknologi untuk modernisasi penegakan hukum di Indonesia.
