Gigih Tolak 3 Periode

oleh -769 Dilihat

Senin, 11 April 2022, demo mahasiswa menyuarakan enam tuntutan, di antaranya soal penolakan penundaan pilpres (pemilihan presiden) atau penambahan periodesasi jabatan Presiden RI tiga periode. Pun agar pemerintah mampu mengatasi harga-harga pangan seperti minyak goreng, tepung, dan harga BBM (bahan bakar minyak) yang naik melangit.

Gerakan demo mahasiswa kali ini lama diimpikan. Gerakan demi gerakan dilakukan secara seksama oleh mereka. Dari yang kecil sampai ke gelombang besar dilakukan. Minimal gerakan ke gerakan dirajut mahasiswa agar suara mereka didengar pemerintah atau penguasa di bawah pimpinan Joko Widodo sebagai presiden.

Tegasnya, demo mahasiswa era 2022 ingin menorehkan sejarah emas mengikuti jejak gerakan mahasiswa pendahulu, seperti era 1998 yang sukses mengubah era dari Orde Baru menjadi reformasi.

Demo berlangsung apik. Damai, lancar, dan tertib. Kapolri bersama jajaran dan juga pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI hadir menemui mahasiwa di tengah keriuhan demo. Begitu pula sebelum demo berlangsung, Ketua DPD (Dewan Perwakilan Daerah) AA La Nyalla Mattalitti bersama Panglima TNI Jenderal Andhika Perkasa bergerak bersama memberi “perlindungan” kepada mahasiswa. Tindakan ini memercikkan nilai teladan dan pantas diacungi jempol sebagai bentuk apresiasi meski sejumlah kalangan menilai manuver politik.

Ketertiban demo boleh dibilang dampak rapat terbatas pemerintah yang dipimpin oleh presiden sehari sebelumnya. Di hari libur, tepatnya Minggu (10 April) presiden menggelar rapat terbatas dengan menteri-menteri terkait menyuarakan pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) digelar pada 12 April 2024.

Terbukti rapat ini pun banyak menimbulkan penilaian. Ada yang bilang manuver politik presiden Joko Widodo agar tudingan perpanjangan jabatan presiden yang selama ini menggaung bukanlah dari dirinya, benar adanya. Ada pula sebaliknya, rapat “mendadak” digelar karena ada rasa ketakutan demo mahasiswa menjadi liar dan lepas kendali hingga menjadi ancaman nyata bagi pemerintah.

Nah, apa pun yang terjadi di seputaran demo mahasiswa Senin (11 April 2022) itulah fakta kendati ada yang benar atau ada yang tidak. Justru yang aneh, demo tiba-tiba berubah esensi. Ada pengeroyokan terhadap penggiat media sosial Ade Armando. Alhasil, ada yang mengatakan kasus Ade Armando lebih penting daripada demo mahasiswa itu sendiri. Sampai-sampai ada yang mencuit demo mahasiswa 1998 berhasil menjatuhkan era Soeharto, demo mahasiswa 2022 hanya menjatuhkan Ade Armando.

Selain itu, banyak pihak lebih senang membicarakan kasus pengeroyokan terhadap Ade Armando ketimbang demo itu hingga menyebabkan peta perpolitikan nasional menjadi bias dan melebar ke berbagai penjuru isu.

Tentu kondisi ini tampak menyakitkan mahasiswa. Terlihat mereka kini bersiap kembali menggelar demo yang lebih besar. Meski bukan ancaman, para mahasiwa kini lebih memiliki tekad untuk terus menyuarakan penolakan penambahan periodesiasi jabatan Presiden RI tiga periode dengan mengawal ketat agar DPR RI atau MPR RI tidak gembos dan bersedia mengubah konstitusi demi kepentingan oligarki. Sekali menolak tetap menolak tiga periode, itulah sikap mahasiswa 2022 yang digambarkan dari berbagai pernyataan mahasiswa era 22 pasca demo 11 April.(*)

 

 

 

 

 

 

 

Visited 1 times, 1 visit(s) today

No More Posts Available.

No more pages to load.