Bangkalan, Memorandum.co.id -Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya, SH SIK MH, segera tancap gas untuk mengamakan situasi dan kondisi (sikon) pasca terjadinya bentrok berdarah di Desa Tanah Merah Laok , Kecamatan Tanah Merah yang mengakibatkan satu warga tewas dan 6 lainnya luka berat akibat sabetan sajam clurit.
Diantaranya, Polres segera mengerahkan pasukan gabungan untuk meredakan ketegangan, agar kejadian yang melibatkan belasan warga Desa Tanah Merah Laok dan Desa Baypajung tidak terulang lagi.
“Sehari setelah kejadian Minggu (4/6) sekitar pukul 10.00, kami langsung menerjunkan aparat keamanan gabungan untuk meredakan ketegangan warga di dua desa yang terlibat bentrokan berdarah itu,” kata AKBP Febri, sapaan akrab Kapolres, Selasa (6/6).
Tak tanggung-tanggung, ratusan pasukan gabungan yang dikerahkan terdiri dari unsur personel Polres, Polsek Tanah Merah, BKO pasukan Satbrimob Polda Jawa Timur, serta TNI dari Kodim 0829 Bangkalan dan Koramil Tanah Merah.
Tergetnya, untuk mengantisipasi kemungkian terjadinya bentrok ulang. Selain itu, untuk meredakan ketegangan, kegalauan dan kegetiran mayoritas warga di Desa Tanah Merah Laok dan Baypajung pasca tragedi berdarah di siang bolong itu.
“ Kami berharap kehadiran aparat keamanan gabungan ini bisa menenangkan mayoritas warga di dua desa, sehingga mereka merasa tenang, nyaman dan aman untuk menekuni rutinitas kegiatan harian mereka,” tandas AKBP Febri.
Sebagaimana viral di jagad medsos, bentrok berdarah belasan warga Desa Tanah Merah Laok dan Desa Baypajung, terjadi Minggu (4/6) sekitar pukul 10.00. Akibat carok massal di sekitar jalan Desa Tanah Merah Laok, ini satu warga tewas, 6 lainnya luka berat. Empat korban luka berat diantaranya hingga kini dirawat intensif di RSUD Syamrabu Bangkalan, sedangkan dua lainnya dirujuk ke rumah sakit di Surabaya.
Pasca kejadian, Kapolres AKBP Febri, tidak hanya bergerak cepat mengerahkan personel Pasukan gabungan. Tetapi, mantan Kabag Ops Polres Metro Jakarta Barat, juga terjun ke lokasi kejadian untuk menyuarakan beberapa pesan dan harapan di tengah masyarakat di sekitar lokasi kejadian.
“ Kami tekankan kepada warga agar tidak gampang terpancing emosi akibat hasutan berkonotasi negatif, agar tidak berpotensi memicu kemungkinan terjadinya bentrokan lagi,” pesan AKBP Febri.
Pesan agar warga tidak menebar isu seputar motif atau latar pemicu terjadinya bentrokan berdarah yang belum tentu kebenarannya. Pasca kejadian, memang berseliweran ragam motif pemicunya. Ada isu yang dikait-kaitkan dengan efek dari Pilkades di Desa Tanah Merah Laok, ada juga sebaran issu tragedi berdarah itu dipicu oleh konflik pribadi antara warga Desa Tanah Merah Laok dan Desa Baypajung.
Terkait apa motif yang menjadi latar pemicunya, AKBP Febri berharap agar masyarakat memasrahkan kepada Polres Bangkalan. Saat ini personel Satreskrim Polres intent berjibaku melakukan lidik lapangan, termasuk mengorek keterangan beberapa saksi, untuk mengungkat validitas kebenaran latar pemicu terjadinya bentrokan berdarah itu.
“Tunggu rilis resmi dari kami (Polres-Red), agar motif dan latar penyebab terjadinya perisitiwa ini bisa terungkap secepatnya. Termasuk siapa saja tersangka pelakunya,” pungkas AKBP Febri. (ras/gus)