Oleh Arief Sosiawan
Pemimpin Redaksi
Kesuksesan pasti menjadi idaman setiap orang. Setiap golongan. Setiap kelompok. Setiap grup. Dan lain-lain. Siapa pun pasti menginginkan hal itu. Dan, sukses itu bisa datang dari mana pun, dari siapa pun, dan dengan cara apa pun.
Dengan kerja keras individu, dari kerja sama dengan teman. Dari kerja bareng dengan pasangan, dan masih banyak lagi penyebab kesuksesan seseorang atau sekelompok orang atau sekelompok golongan dan sebagainya.
Yang pasti, sukses tidak bisa diraih dengan mudah. Sukses juga diperoleh dengan tidak gratisan. Pun begitu, tidak semua sukses bisa diraih dengan jadwal dan waktu yang ditentukan. Bisa saja sukses diperoleh saat seseorang atau sekelompok golongan berusia muda atau baru berkembang.
Artinya, sukses bisa pula diperoleh kala seseorang atau sekelompok orang, sekelompok golongan saat berusia matang, berusia dewasa dan (mungkin) menjelang masa purna. Semua ada garis nasib atau takdir yang didapat dari kebesaran ilahi, kebesaran Tuhan Yang Mahaesa.
Di sekitar kehidupan kita, kisah-kisah sukses terbukti banyak ragamnya. Terbukti diperoleh dari banyak cara. Terbukti didapat dengan tiba-tiba, atau diperoleh sesuai jadwal yang direncanakan.
Tak hanya itu, ada pula sukses yang dipengaruhi faktor politik. Faktor ini cukup signifikan menggerus dan menggilas siapa pun yang berseberangan, atau tidak sesuai dengan garis kebijakan kelompoknya. Atau garis dan prinsip dan tujuan seseorang.
Alhasil, seseorang atau sekelompok atau segolongan untuk meraih sukses itu pasti liku-likunya panjang. Dan sangat lazim terjadi, merebut sukses harus menggulingkan kawan sendiri, apalagi lawan.
Tegasnya, meraih sukses dapat berhasil kalau seseorang, sekelompok, atau segolongan tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya.
Lantas pertanyaan muncul di pekan ini. Apakah pergantian pucuk pimpinan di kepolisian Republik Indonesia dengan naiknya Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia menggantikan Jenderal Idham Azis sebagai sebuah sukses?
Jawabannya pasti benar kalau disebut sukses bagi Jenderal Listyo Sigit pribadi. Dari catatan prestasi dan jenjang kepangkatan jenderal alumnus Taruna Akademi Kepolisian 1991, layak kerja keras yang ditunjukkan selama ini dianugerahi jabatan kapolri.
Listyo Sigit seseorang yang smart. Seseorang yang pandai. Seseorang yang berasal dari keluarga tantara. Seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang dingin dan tegas. Dan seseorang yang dikenal sebagai sosok yang menyenangkan. Sanking menyenangkan menyebabkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, yanag dikenalnya sejak menjadi kapolres Surakarta kesengsem memilih dia menjadi kapolri.
Tapi bagi institusi kepolisian, naiknya Jenderal Polisi Listyo Sigit belumlah bisa disebut sukses. Sebab, kepemimpinan jenderal yang memiliki tiga putra ini baru dimulai.
Dan juga, kala dirinya naik, sadar atau tidak sadar banyak personel polisi secara politis tergerus dan tergilas hingga mau tidak mau, suka tidak suka, cukup memberi dampak terhadap jalannya kepemimpin jenderal kelahiran Ambon ini meski di hadapan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) RI menegaskan kalau institusi kepolisian saat ini dalam kondisi solid.(*)