ERI Cahyadi marah. Sampai viral. Ribuan netizen melihat. (Mungkin) puluhan ribu. Kemarahan sang wali Kota Surabaya dipicu lambannya pelayanan di RSUD Dr Mohamad Soewandhie, rumah sakit milik Pemerintah Kota Surabaya. Itu yang terlihat di tayangan YouTube.
Puncaknya, kemarahan itu jadi pikiran warga Kota Surabaya. Jadi omongan liar di berbagai sudut dan ruang di Kota Surabaya. Di kampung-kampung, di perumahan-perumahan, di warung kopi-warung kopi baik di pinggir kota atau di tengah kota semua membicarakan sikap Eri Cahyadi yang marah besar.
Sembari bertanya soal kemarahan Eri Cahyadi, sebagian warga (mungkin terbanyak) bertanya; Apa ada kesalahan fatal yang dilakukan oleh ASN di rumah sakit hingga ada pasien yang meninggal akibat lambannya penanganan dan pelayanan di RSUD Dr Mohamad Soewandhie?
Atau pertanyaan lain seperti; kesalahan tak termaafkan apa yang dilakukan paramedis atau dokter-dokter atau pegawai-pegawai di rumah sakit yang kala itu bertugas sampai-sampai kemarahan Eri Cahyadi direkam dan disebar hingga viral?
Sikap ini membuat banyak warga merasa heran. Ada yang menilai sikap Eri Cahyadi (kali ini) bukan karakter asli dirinya. Mereka menilai kemarahan Eri Cahyadi akibat tekanan politik yang akhir-akhir ini mulai memanas.
Di sisi lain tidak demikian. Warga Surabaya yang bagian ini menilai kemarahan sang wali kota itu kebablasan. Tak seharusnya Eri Cahyadi mempertontonkan tontonan buruk yang tak layak ditonton. Secara tegas mereka menolak sikap Eri yang dinilai sok-sok an.
Tak hanya itu, bagian warga seperti ini mengaku tak habis pikir atas sikap Eri Cahyadi. Seakan tak bernilai dan memperlihatkan keangkuhan dan kesombongan serta kurang sopan hingga mempengaruhi kredibilitas sang wali kota. Jadi teringat wali kota Tri Rismaharini. Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu dulu juga suka marah-marah. Sangat sering Bu Risma, panggilan akrabnya, marah-marah.
Malah tak terbilang. Tak jarang kemarahan Risma justru banyak dipakai sebagai lambang kebenaran oleh sebagian warga. Tapi, apa pun yang terjadi di RSUD Dr Mohamad Soewandhie tak seharusnya terjadi. Toh kelambanan kinerja apa pun dapat diselesaikan dengan baik dan benar. Tak seharusunya memicu emosi meninggi.
Lain Eri lain pula Risma. Dua sosok yang sama-sama menjabat wali Kota Surabaya atas dukungan partai merah, seharusnya lebih mengedepankan sikap bijaksana dan menghindari marah-marah agar masyarakat tetap mencintai diri dan partainya. (*)