Bahan bakar minyak (BBM) naik. Rata-rata kenaikannya cukup lumayan bagi rakyat kebanyakan. Kenaikan itu disebarluaskan melalui media secara frontal dan maraton. Sekian detik, sekian jam, sekian hari dan sekian pekan kabar berita kenaikan BBM disuarakan baik di media massa, di media sosial, maupun berbagai media elektronik lain.
Alhasil, informasi itu berdampak sampai di pelbagai pelosok pojok kota di seluruh Indonesia hingga kabar berita kenaikan harga BBM itu memberi stimulus rakyat untuk bergerak membeli di hari akhir sebelum kenainkan diberlakukan pemerintah tepatnya pada pukul 24.00 WIB, Rabu 31 Agutus 2022.
Malam itu berduyun-duyun bahkan mengular berjubel orang (baca: rakyat kebanyakan) datang ke SPBU-SPBU mengisi tangki motor, mobil, truk, dan lain-lainnya.
Pemandangan seperti ini sudah biasa terlihat di tengah massa. Biasa karena di negeri ini sudah tak terhitung lagi harga BBM dinaikan dengan alasan tertentu yang mengharuskan rakyat wajib menikmatinya.
Era Presiden Soeharto, Presiden Habibi, Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur, Presiden Megawati, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan kini Presiden Joko Widodo semuanya pernah memiliki “prestasi” atau “reputasi” menaikkan harga BBM meski ada di antara presiden itu juga mampu menurunkannya.
Tapi Rabu malam 31 Agustus menjadi malam kelabu. Ini karena selepas pukul 00.00 WIB tepatnya Kamis 1 September 2022 harga BBM tidak jadi dinaikkan. Wouw Prank! Itu kata rakyat. Prank pemerintah uhuiii, kata rakyat yang lain. Prank kok dilakukan oleh pemerintah, itu kan membuat rakyat bingung ujar rakyat yang sedikit memiliki daya kritis. Kritik lebih tajam, ada rakyat menilai pemerintah sedang panik karena harga BBM dunia bergejolak hingga sulit menghindar dari situasi dan kondisi seperti ini.
Nah belajar dari prank itu, jelas menunjukkan kalau rakyat Indonesia masih mudah dibodohi. Gampang dibuat bingung. Tidak mampu memilih dan memilah informasi atau berita apa dan mana yang benar atau hoaks. Meski tidak semua rakyat, tapi berduyun-duyun rakyat malam itu membuktikan tentang hal itu!
Miris. Tapi itulah gambaran nyata posisi rakyat negeri ini usai dihantam pademi Covid-19 hingga kurang memiliki rasa percaya diri.
Atau prank itu sengaja dilakukan pemerintah (baca: bukan tuduhan, red) dengan tujuan menakar kepekaan rakyat terhadap upaya pengembalian atau pemulihan ekonomi negeri ini???
Gak usah menunggu jawabannya, yang pasti soal kenaikan BBM rakyat tak harus panik. Kenaikan BBM adalah hal biasa. Berganti presiden pun pernah dialami rakyat negeri ini.(*)