Ijazah Palsu? Eh Anu… Plas…

oleh -298 Dilihat

Dua pekan belakangan di berbagai media sosial ramai dibicarakan pelaporan dugaan ijazah palsu mulai SD, SMP, SMA milik Presiden RI Joko Widodo ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Bukan satu-dua portal media sosial menayangkan persoalan ini, tapi jumlahnya puluhan. Mulai dari yang gak dikenal sampai media sosial yang paling terkenal ikut menyuarakan.

Tak pelak di dunia jagat maya penayangan kasus yang diletupkan mantan narapidana Bambang Trimulyono ini menjadi gempar. Apalagi penayangannya cukup masif hingga gaungnya menggelegar bak auman singa jantan yang kelaparan.

Alhasil terjadi perseteruan dua kutub. Satu kutub antusias begitu percaya atas kebenaran dugaan pemalsuan ijazah kali ini. Kutub lain tak begitu percaya hingga mencibir menandai kasus ini sebagai upaya pembunuhan karakter sosok pribadi Presiden Joko Widodo.

Bagi yang percaya, “seribu” persen percaya. Tanda mereka percaya gampang dibuktikan. Tak ada hujan tak ada angin, tiba-tiba Bambang Trimulyono ditangkap aparat kepolisian dan ditahan di Bareskrim Polri (badan reserse kriminal kepolisian Republik Indonesia) dengan sangkaan penodaan agama setelah bersama Gus Nur atau Sugianur Raharja melakukan mubahala disiarkan lewat channel youtube.

Mubahala sendiri adalah sumpah yang diucapkan dua orang atau dua kelompok yang saling merasa benar (dikutip dari laman resmi Perbandingan Madzhab Unida Gontor). Mereka siap dilaknat jika melakukan kebohongan dalam sumpah tersebut. Laknat yang dimaksud bisa berupa penyakit parah, kecelakaan atau kematian. Tergantung isi sumpah yang diikrarkan. Tapi tidak semua permasalahan boleh diselesaikan dengan sumpah mubahalah. Mubahalah hanya boleh dilakukan apabila masalah tersebut sangat urgen dan dapat membahayakan aqidah serta ukhuwwah.

Sebaliknya bagi yang tak percaya, meyakini ijazah Presiden Joko Widodo asli. Sederet orang berbondong-bondong bersaksi tentang keaslian dan kebenaran Joko Widodo sebagai siswa SMA Negeri 6 Solo dan mahasiswa UGM (Universitas Gajah Mada) Jogjakarta. Sampai-sampai kepala sekolah SMA Negeri 6 Solo yang sebelumnya bernama SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan) 40 Surakarta membuka buku besar atau buku data murid atau siswa yang terlihat lusuh dengan warna kertas yang kekuning-kuningan.

Kawan-kawan Joko Widodo ramai-ramai tampil di depan kamera menyuarakan dan membela dengan bersaksi atas keinginan dan pengetahuan masing-masing. Jagat maya pun menjadi hiruk pikuk tanpa bisa dibendung mana yang benar dan mana yang salah hingga memicu pertanyaan besar atas kebenaran yang hak. Waallahhualam bi showab…

Apalagi kasus dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo kini sudah ditutup seiring pencabutan gugatan oleh tim kuasa hukum Bambang Trimulyono dengan alasan tak akan bisa maksimal bersaksi akibat kliennya kini dalam posisi ditahan hingga tidak bisa dihadirkan dalam persidangan.

Meski begitu kalangan netizen beranggapan, pelaporan dugaan ijazah palsu ini adalah trik sulap untuk tes suara yang dikemas dalam bingkai proses pemilihan presiden mengingat kini geliatnya memanas gegara manuver partai politik baik yang pro Joko Widodo atau yang oposisi. (*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today

No More Posts Available.

No more pages to load.