Oleh Arief Sosiawan
Pemimpin Redaksi
Rentang waktu masih sekitar tiga bulan lagi, tapi kandidat Kapolri (Kepala Kepolisian Republik Indonesia) sudah memanas dibicarakan banyak kalangan.
Mereka tak sabar dan sibuk memikirkan siapa pengganti Jenderal Polisi Idham Azis yang kini masih menduduki jabatan Kapolri.
Pertanda ini nampak, setelah kasak kusuk empat nama jenderal bintang tiga polisi yang dijagokan menjadi orang nomor satu di korps baju cokelat ini menggema sampai jajaran kepolisian sektor.
Mencuat nama Komisaris Jenderal Polisi (Komjenpol) Gatot Eddy Pramono yang kini menduduki jabatan Wakapolri (wakil kepala kepolisian Republik Indonesia), Komjenpol Boy Rafli Amar (Kepala BNPT), Komjenpol Listyo Sigit Prabowo (Kabareskrim), dan Komjenpol Agus Andrianto (Kabaharkam).
Nama-nama ini diakui atau tidak, sama-sama memiliki prestasi segudang. Tak elok kalau ada yang meragukan kredibilitas mereka. Tegasnya, sepak terjang keempat personel ini –sejak mereka meniti karir di kepolisian, layak disebut sebagai putra terbaik bangsa.
Gatot Eddhy Pramono lahir di Solok, Sumatera Barat, 28 Juni 1965, yang berarti kini berusia 55 tahun. Dia seorang polisi lulusan Akpol (akademi kepolisian) 1988 dan berpengalaman dalam bidang reserse. Sebelum menjadi Wakapolri jabatan terakhir adalah Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya.
Boy Rafli Amar yang bergelar Datuak Rangkayo Basa, lahir di Jakarta 25 Maret 1965. Itu artinya, pria lulusan Akpol 1988 sama dengan Gatot Eddhy. Sekarang dia menduduki jabatan sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Komjenpol Listyo Sigit Prabowo lahir di Ambon, Maluku, 5 Mei 1969. Usianya empat tahun lebih muda dibanding Gatot dan Boy. Kini dia menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri sejak 6 Desember 2019.
Beberapa jabatan penting pernah diduduki Listyo. Ajudan Presiden RI Joko Widodo pernah pula disandangnya. Pun pernah menjabat Kepala Kepolisian Daerah Banten, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Terakhir sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.
Komjenpol Agus Andrianto lahir di Blora, Jawa Tengah, 16 Februari 1967 alias 53 tahun. Dia seorang perwira tinggi Polri yang sejak 6 Desember 2019 menjabat sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri.
Lulusan Akpol 1989 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara.
Tapi sayang, urusan jabatan Kapolri bergantung Presiden Joko Widodo. Hak memilih sepenuhnya menjadi miliknya. Artinya ada nama lain yang masih misterius di kantong Presiden, meski ketika menunjuk Kapolri harus disetujui DPR RI tepatnya Komisi 3.
Nah pertanyaan besarnya, kasak kusuk orang tentang jabatan Kapolri menjadi tidak penting. Meski setinggi apa prestasi orang kalau tidak dipilih Presiden, gak bakalan jadi Kapolri meskipun Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengusulkan ke Presiden Joko Widodo dengan seabrek penjelasan.
Artinya, peluang jabatan Kapolri tidak hanya dimiliki empat Komjenpol itu saja. Suka-suka Presiden memilih sosok Kapolri. Bisa saja mereka yang masih memiliki dua bintang asal usianya jauh dari masa pensiun.
Belajar dari naiknya Jenderal Polisi Tito Karnavian menjadi Kapolri tempo dulu, secara politis Presiden memilih sosok muda yang bisa mengawal suksesi Presiden 2024 daripada memilih sosok jenderal yang pensiun sebelum 2024.
Apalagi, sosok itu mampu meredam suhu panas politik akibat gejolak gerakan massa pendukung Habib Riziq Shihab dan sukses mengamankan pemilihan kepala daerah (Pilkada Serentak) 2020.
Jadi, tunggu saja hasilnya. Yang pasti Presiden Joko Widodo tak ingin apa yang “sudah dibangun” porak poranda di akhir jabatannya atau bahkan menjadi ancaman di pasca jabatannya.(*)