Aceh U-Hansa

oleh -461 Dilihat

WANGI parfum baru itu bisa bertahan 12 jam. Tetap wangi. Mereknya Neelam. Saya tidak mandi malam itu. Biarlah badan tetap wangi sepanjang malam.

Begitu banyak penghargaan inovasi yang diterima USK –sebutan baru untuk Universitas Syiah Kuala, Aceh. Saya minta maaf di sana: belum terbiasa dengan singkatan USK. Saya masih sering mengucapkannya dengan Unsyiah.

Semua penghargaan inovasi itu terkait riset tanaman nilam. Lengkap. Dari hulu sampai hilir: pemerintah Aceh memang memercayakan riset yang terkait nilam sepenuhnya kepada Unsyiah ups USK.

Tidak hanya risetnya. Sekaligus sebagai penggerak di lapangan. Mulai dari membina petani, UMKM nilam, sampai menjamin kestabilan harganya.

Malam itu saya makan malam dengan Wakil Rektor bidang Akademik Prof Dr Ir Agussabti MSi IPU. Juga dengan direktur ARC (Atsiri Research Center) USK Dr Syaifullah Muhammad. Minyak nilam termasuk kelompok minyak atsiri sehingga riset itu kelak juga ke atsiri yang lain. Misalnya minyak serai.

Warek Agussabti seorang doktor pertanian. Namanya seperti itu karena lahir di hari Sabtu.

Syaifullah doktor teknik kimia. Keduanya sangat fasih bicara soal nilam. Mulai dari sejarahnya, keruntuhannya, sampai bangkit kembalinya sekarang ini.

Di hulu inovasi tidak hanya di bidang pembenihan. Pun sampai ekosistemnya. Di tengah, penanganan USK sampai ke soal teknologi penyulingan dan ekosistem jaringan pasarnya. Di hilir sampai ke inovasi produksi parfum.

Nilam adalah kata yang selalu melekat dengan Aceh. Sejak dahulu masih kala. Kata yang lain, yang juga melekat ke Aceh, Anda sudah tahu: tanaman ganja. Masih ada satu lagi: kopi Aceh.

Karena nilam masih termasuk kelompok atsiri maka lembaga riset USK dinamakan Atsiri Research Center (ARC).

Lembaga asing pun selalu melihat nilam sebagai potensi Aceh yang harus dikembangkan. Maka setiap ada bantuan untuk mengangkat ekonomi Aceh salah satu yang ingin dibantu adalah nilam.

Pun ketika ahli membicarakan cara memakmurkan masyarakat Aceh. Terutama setelah tercapai perdamaian. Salah satu jawabnya: membangkitkan kembali nilam. Demikian juga ketika diperlukan rehabilitasi ekonomi rakyat pasca tsunami. Salah satu yang harus direhabilitasi adalah nilam.

Dunia parfum memang tergantung pada minyak nilam Indonesia. Dan yang disebut Indonesia itu adalah Aceh.

Memang ada nilam dari Jawa dan Sulawesi. Tapi yang terbaik adalah yang dari Aceh.

Bahwa nilam di luar Aceh akhirnya mendapat pasar itu hanya karena produksi nilam Aceh terganggu: konflik di Aceh berlarut berkepanjangan.

Keistimewaan nilam Aceh adalah ini: kandungan patchouli-nya tinggi. Sampai 34 poin. Mengalahkan daerah lain yang hanya 28.

Unsur patchouli sangat penting untuk industri parfum. Bau wangi dari sumber bunga apa pun tidak bisa melekat tanpa patchouli. Patchouli adalah zat yang mengikat aroma agar bisa bertahan lama. Kian banyak kandungan patchouli dalam parfum kian lama wanginya melekat.

Maka negara seperti Prancis berkepentingan besar agar nilam Aceh bisa bangkit lagi. Prancis ahli membuat parfum tapi tidak punya sumber patchouli.

Dalam sejarahnya Belanda-lah yang jadi pedagang nilam. Belanda jual minyak nilam ke Prancis. Maka Belanda terus mencari sumber minyak nilam. Sampai jauh ke dunia timur.

Belanda yang sudah menguasai perdagangan rempah tinggal menambah satu komoditas: nilam. Sumbernya sama: dari Nusantara.

Maka Belanda pulalah yang melakukan penelitian. Belanda menanam nilam di berbagai wilayah Nusantara. Konon sumber awal benihnya dari Filipina –mungkin dari wilayah selatan yang dekat dengan Ternate. Waktu itu Belanda menguasai rempah Ternate.

Dari hasil riset itulah diperoleh kesimpulan: yang ditanam di Aceh-lah yang terbaik. Maka Aceh menjadi sumber utama nilam Eropa. Bahkan, kata direktur riset nilam USK Dr Syaifullah Muhammad, kata nilam itu sendiri singkatan dari Netherlands Indische Landook Acheh Maatschappij.

Ketika Aceh bergolak, lama-lama produksi nilam Aceh merosot. Kualitas merosot. Harga merosot. Petani tidak mau lagi menanam nilam. Kalau pun masih ada, produktivitasnya rendah. Juga merusak lingkungan: perladangannya berpindah. Lalu menggunakan kayu bakar untuk menyulingnya.

Ketika satu lembaga dari Korea ingin membantu ekonomi Aceh, mereka juga memilih nilam. Tapi siapa yang harus dihubungi? Maka lembaga dari Korea itu datang ke USK. Rektor USK  Prof Dr Ir. Marwan, langsung membentuk tim riset nilam. Juga langsung menunjuk Dr Syaifullah Muhammad ST MT sebagai direktur risetnya.

Itu tahun 2015.

Dr Syaifullah adalah alumni fakultas tehnik kimia USK. Lalu meraih gelar master dan doktor di Perth, Australia Barat. Juga di teknik kimia. Di Curtin University. Disertasinya: Heterogeneous Catalytic Oxidation of Organic Compound.

Syaifullah kini 52 tahun. Ia orang Aceh Tamiang. Hidupnya ia habiskan di USK. Khususnya di riset nilam.

Indonesia kini ekspor minyak nilam 1.500 ton/tahun. Masih bisa meningkat sampai 2000 ton/tahun. Tidak semua wilayah di Aceh bisa menghasilkan nilam kualitas tinggi. Yang terbaik adalah di kabupaten Gayo Lues dan kabupaten sekitarnya.

Lima tahun sudah USK all out menangani nilam. Sangat berhasil. Konkret. Nyata. Harga nilam di tingkat petani tidak pernah lagi jatuh di bawah 500.000/kg.

Begitu harga turun, koperasi nilam USK membelinya dengan harga Rp 500.000.

Selama lima tahun terakhir hanya sekali harga turun ke bawah Rp 500.000. Dan koperasi nilam USK benar-benar membelinya dengan harga patokan itu.

Koperasi USK memang punya kemampuan untuk itu. Koperasi universitas ini sudah mendirikan perusahaan patungan dengan perusahaan Prancis: U-Green Aromatics International. Sahamnya 60-40. USK yang mayoritas. Dengan kerja sama itu koperasi nilam USK sudah bisa ekspor senilai Rp 2,5 miliar tiap 2 bulan sekali.

Yang fenomenal: saat Covid-19 melanda dunia. Koperasi USK memproduksi besar-besaran disinfektan. Hand sanitizer. Mereknya: U-Hansa. U dari Universitas Syiah Kuala. Han Sa adalah bahasa Aceh yang artinya ”tidak sama”. Maksudnya U-Hansa lebih hebat. Berkat kandungan nilamnya.

Hand sanitizer merek U-Hansa sangat populer di Aceh. Bekat nilam.

Nilam itu harus ditanam. Ini tanaman perdu. Tingginya hanya 1 meter. Cabangnya banyak. Daunnya seperti daun waru.

Tanaman pertama bisa dipanen setelah 6 bulan. Cara panen yang baik, kata Syaifullah, jangan dicabut. Potong batangnya. Sisakan batang itu 20 cm dari tanah. Dari sisa pokok pohon itu akan tumbuh lagi ranting. Empat bulan kemudian bisa dipanen lagi. Begitu seterusnya.

Sebelum ada ARC, panennya tidak begitu. Batang nilam dicabut. Akar, pohon, ranting dan daunnya dijemur. Setelah kering, batang, akar, dan daun itu dimasukkan drum. Untuk disuling. 100 kg nilam kering bisa menghasilkan minyak nilam 2 kg. Rendemennya 2 persen.

Itu yang diperbarui oleh ARC USK. Ditemukan cara baru budidaya nilam. Tidak boleh lagi dicabut. Tidak boleh lagi ladang berpindah. Harus menetap. Harus disertai pemupukan. Tanpa pupuk tumbuhan berikutnya jelek sekali. “Tanaman nilam sangat rakus hara. Karena itu petani langsung pindah lokasi,” ujar Syaifullah.

ARC memutuskan, petani harus menanam nilam di lahan yang sama. Ampas penyulingan harus ditampung dalam satu bak khusus. Dicampuri kotoran ternak. Difermentasi. Jadilah pupuk alami.

Penyulingannya pun tidak boleh lagi pakai drum bekas. Bisa menurunkan kualitas minyaknya: terkontaminasi fe dari besi drum. Maka drumnya harus terbuat dari stainless steel.

Dengan harga jual minyak nilam mentah di atas Rp 500.000/kg drum stainless steel itu harus diadakan. Petani masih akan bisa dapat penghasilan setara Rp 7 juta/bulan.

Kini Prancis percaya kembali ke nilam Aceh. Apalagi perusahaan Prancis terlibat langsung sampai ke USK.

Sejak USK turun tangan tidak ada lagi perdagangan nilam lewat rantai yang panjang: Medan, Singapura, Eropa. Kini rantai panjang itu hilang: dari Aceh langsung Prancis.

Usai seminar di fakultas kedokteran USK Sabtu lalu, saya diajak ke ARC. Saya jadi banyak mendapat pengetahuan soal nilam.

Saya juga ke ruang koperasi nilam USK. Nama resminya: Koperasi Inovac (Inovasi Nilam Aceh). Di etalasenya berjajar parfum produksi USK. Mereknya: Neelam. Berbagai aroma wangi berhasil diciptakan. Dengan kandungan patchouli lebih baik –maklum nggak usah beli dari Belanda.

Lengan saya pun di-spray parfum Neelam. Juga di bagian di balik telinga saya. Harumnya menenangkan. Sepanjang malam. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan*

Edisi 15 Juni 2023: Aceh Istimewa

Mbah Mars

EMBOEN PAGI: Saya bukan orang istimewa. Tidak terlalu berbakat. Saya hanya tidak suka menunjukkan kelemahan. Saya benci kalah. Oleh karena itu saya bekerja keras. Hanya itu yang ada bagiku. __ Akira Kurosawa __

 

Echa Yeni

Mungkin bwaanyak yg spt saya. Hatinya hampa atau jiwanya kosong / fifti-fifti.maksutdnya spt gelas isi separo atao setengah kosong stengah isi. Menurut anda setengah(50%) itu banyak/ sedikyt…??

 

Chei Samen

Waktu pagi Di Meulabuh, sesudah menikmati secangkir emboen pagi, saya menuju tepian pantai. Asyiiikk.. liat ramainya ibuibubapakbapak bersepeda onthel! Nyantai..keliling pantai.. rata-rata udah berusia! Lima Seri Dan sekitarnya.. ketika itu hp masih “Tiga Tiga sekupang” tiada video! Memori yang datang sesekali!

 

imau compo

Mumpung feature-nya tentang Aceh saya coba keluarkan Bunga Rampai Aceh. Dosen saya, waktu kuliah dulu, menyebutnya kapita selekta. Ayah teman saya yg pegawai Pertamina di Rantau, Aceh, cerita, dulu gaji mereka di Pertamina kecil sementara di perusahaan sebelah, perkebunan, gajinya besar. Teman ayah teman ini akhirnya keluar dari Pertamina dan masuk ke perusahaan perkebuman tadi. Waktu berlalu, Pertamina moncer, perkebunan nyungsep (waktu ke Aceh saya tidak temukan perkebunan besar). Cerita ini, saya tambahkan utk jadi pesan kepada anak buah di kantor. Iklim bisnis atau waktu bisa merubah perusahaan kita oleh sebab itu jangan menggantungkan diri pada perusahaan. Perkuat kompetensi diri. Jadikan tugas sehari-hari sebagai bangku sekolah. Belajar, belajar dan belajar.

 

thamrindahlan

3 Provinsi mendapat perlakuan istimewa. Jakarta Jogyakarta dan Aceh. Perlakuan khusus ini menyangkut perjalanan sejarah kemerdekaan Republik Indonesia berupa kebijakan meng akomodasi suara rakyat. Suara rakyat kini berpihak ke Bustami. Bukan soal putra daerah tetapi cukup setahun saja Marzuki yang diangkat Pemerintah Pusat sebagai Gubernur Aceh. Saya suka cara orang Aceh. “Cukup setahun saja. Tak pula mengutarakan kekurangan Gubernur”. Santun amat, sangat istinewa cara menghormati pejabat ‘ala negeri Serambi Mekah. Pun DPRD telah ber Surat Resmi semoga sebelum Ulang Tahun Kemerdekaan ke 78 Aceh sudah dipimpin Gubernur Baru. Sebentar lagi beberapa Gubernur akan habis masa jabatan menjelang pemilihan serentak Kepala Daerah Tahun 2024 Ada Ganjar Pranowo dan Khofifah setelah sebelumnya Anies Baswedan. Semoga pemerintah pusat benar benar men istimewa kan kehendak rakyat Aceh. Suara rakyat lewat DPRD eloklah di akomodasi agar tak muncul lagi gejolak seperti pepatah “memaksakan ombak mengnenggelamkan Kapal Besar. Salamsalaman.

 

Jimmy Marta

“Mate aneuk meupat jeurat, gadoh adat pat tamita”. Jika seorang anak mati masih diketahui dimana kuburannya berada. Namun, jk adat yg hilang dicari ke ujung dunia sekalipun tdk akan ditemukan. Itulah makna ucapan Raja Aceh terkenal Sultan Iskandar Muda saat memutuskan menghukum pancung puteranya sendiri, Meurah Pupok. Memang pilihan berat bagi Sultan. Karena Meurah Pupok adalah putera mahkota yg di gadang2 sbg penerus raja. Namun akibat kesalahannya menodai seorang istri perwira istana, sang raja memilih menegakan aturan adat dari darah dagingnya sendiri.

 

Leong Putu

Hp kalau rusak, di daerah pokcan banyak ada counter HP. Atau kalau mau kredit, pakai pay letter mbak shop juga bisa, 3 s/d 4 hari, hp baru sudah di tangan. Jadi, komen bisa enak, gak keluar huruf jelek kek ini…. Hhhh…. Horang kaya mah bebas. Hp rusak, buang….hhhh

 

Leong Putu

Waktu awal – awal di Surabaya, saya pernah kecewa tapi saya ndak marah. Saya malah tertawa terpingkal. Begini ceritanya….. Ini soal nasi goreng. Eheeeem…. sebagai orang kaya (bukan niat riya, tapi fakta emang demikian), lahir kaya dan tinggal di daerah tourism nomor wahid di Indonesia. Nasi goreng yang saya tau hanya dua jenisnya, menurut cara penyajian dan cara masaknya : American dan Oriental. Itu hanya menu Breakfast saja. Sebagai orang kaya saya terbiasa breakfast di Hotel. Jaga prestige. Hhhhh…(note : Sombong itu gratis) Tapi saat nyamar jadi orang miskin di Surabaya, saya baru tau kalau ada nasi goreng spesial. Membaca kata “spesial” saya punya ekspektasi berlebih…hhhh lha wong yang ndak spesial saja enak, apalagi yang spesial. Saya pesan satu, harganya sangaaaat muraaaaah waktu itu. Rp. 5000 yang biasa, Rp. 7000 untuk yang spesial. Saya pesan yang spesial. Nunggu lima menit, jadi. Sepiring nasi goreng diserahkan kepada saya. Ndak langsung saya makan, saya masih nunggu. Lima menit lagi saya menunggu, sabarrrr. Tiba – tiba si penjual berkata “kalau dingin nanti gak enak, Om”. Saya balik tanya “sudah kah ? Lho spesialnya mana ?”. “Itu, Om…telur ceplok itu !” : Katanya santai. Saya ndak marah…ndak kaget juga, saya orangnya sabar….(dari lahir)… Saya malah tertawa terpingkal pingkal….dalam hati mbatin”pakai telur aja kok dibilang spesial”…. Mulai tahun ini, akan banyak yg “promo” spesial.. jangan mudah percaya, jangan² cuma pakai telur saja. Salam

 

Agus Suryono

KEISTIMEWAAN LOKAL.. “Apa keistimewaan Aceh lain, yang tidak diatur tertulis, tapi sering dibicarakan dari mulut ke mulut..?” “Saya gak tau. Saya belum pernah ke Aceh”. “Saya juga belum pernah ke Aceh. Makanya saya penasaran..” “Penasaran apa..?” “Konon, banyak makanan di Aceh, yang rasanya enak, karena salah satunya memakai “bumbu istimewa”, yaitu: Ganja”. “Benar kah..?” “Makanya kalau suatu saat ada kesempatan ke Aceh, kita cari “warung lokal” di sana”.. “Di mana mereka bisa dapat ganja. Kan secara resmi ganja masih dilarang ditanam, maupun diperjua belikan..?” “Itulah istimewanya.. Pasti rasanya juga istimewa”.. ###Serba istimewa..

 

imau compo

Sudahlah! Ngalah sama Bli Leong Putu. Ngomong nasi dulu, lupakan bunga rampai Aceh. Hari pertama teman saya, dari Tapanuli, sampai di Jakarta untuk melanjutkan sekolah. Hari sudah agak malam, perut sudah mulai keroncongan. Habis maghrib tadi, badan masih cape, malas keluar, rebahan dulu. Rumah makan sudah mulai sepi, tapi belum tutup. Ada apa untuk makan malamnya bu? Habis, tinggal nasi doang. Ada rasa penyesalan dari teman saya kenapa tadi tidak keluar lebih awal sementara dia belum kenal daerah kosnya. OK bu, nasi doang, tak apalah. Lapar kali pun. Segera si ibu menghidangkan sepiring nasi dan segelas air putih. Walaupun lapar teman saya sabar menunggu lauknya. Beberapa saat menunggu, lauknya tidak datang juga, teman saya bertanya. “Mana lauknya bu?”. Terkejut, tapi si Ibu menangkap teman saya ini sebagai pendatang baru dari pengucapan e .yg tebal….langsung menjelaskan nasi doang tadi.

 

Udin Salemo

Sungguh dingin udara di Walini/

Aku menginap di wisma Roy/

Sungguh terasa enak teh pagi ini/

Diminum sambil dibelai angin’ sepoi2/

Ponakanku cantik bernama Cherry/

Sangat takut cerita kuntilanak/

Aku berangan disuatu hari/

Punya rumah makan di Pontianak/

#mantun_abis_ngaduk_semen

 

Agus Suryono

IKLAN BUS MALAM.. Beneran.. Semalam saya baru baca iklan bis, yang konon perjalanannya terpanjang. Trayeknya: Solo – Aceh. Durasi perjalanan: 7 hari. Nama perusahaan bis: PM Toh. ###Saya cari lagi iklannya belum ketemu. Jadi belum tau berapa harga tiketnya.. Suatu saat, saya pingin naik bisnya. ###Seandainya Abah mau menemani, dijamin, perjalanan 7 hari ini, minimal akan menghasilkan 7 artikel CHDI..

 

Alfi Nur Afifah

Harta dan tahta menjadi rebutan manusia. Pemimpinnya sibuk memikirkan jabatan dan kepentingannya privadi…..

 

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

 

 

 

Visited 1 times, 1 visit(s) today

No More Posts Available.

No more pages to load.